Minggu, 28 Februari 2016

Puisi : Ku Temukan Engkau

Ku Temukan Engkau
karya : Zhee
Saat langit berubah lembayung
Ku temukan Engkau

Kala sunggingan senyum melengkung
Ku temukan Engkau

Melihat semburat wajahmu,
hati ini semakin melebur
Ku temukan Engkau

Naskah Drama : Apple

Ini naskah drama buatan admin sendiri saat admin lagi iseng. enggak iseng juga sih, soalnya juga ada lomba drama antar kelas sih saat itu, hehe. yaudah deh, silahkan cek aja yaa.. by the way, bagi kalian semua tetep hormati "HAK CIPTA" ya :)

APPLE
karya : Zhee

PADA SUATU ABAD, ADA SEORANG YANG CANTIK JELITA BERNAMA SNOW WHITE. BUKAN HANYA KECANTIKANNYA YANG TERMAHSYUR, TETAPI JUGA APEL AJAIB YANG DIMILIKI OLEHNYA. TERMAHSYURNYA KABAR TENTANG APEL AJAIB ITU TERDENGAR OLEH KELOMPOK THE CRUEL, SEHINGGA MEREKA MENCOBA UNTUK MENCURINYA.

Alamat Redaksi


Alamat Email Redaksi Koran, Majalah
dan Tabloid
Koran Nasional

  1. Jawa Pos. Email: sastra@jawapos.com, editor@jawapos.com
    Jenis cerpen: umum, remaja dan cerita anak (sertakan biodata, alamat, nomor HP, nomor rekening bank dan foto)
  2. Kompas
     Email: opini@kompas.com, opini@kompas.co.id
    Jenis cerpen: umum, remaja dan cerita anak (sertakan biodata, alamat, nomor HP, nomor rekening bank dan foto)
  3. Koran Tempo
    Jenis cerpen: umum, remaja dan cerita anak (sertakan biodata, alamat, nomor HP, nomor rekening bank dan foto)
  4. Republika
    Jenis cerpen: umum, remaja dan cerita anak (sertakan biodata, alamat, nomor HP, nomor rekening bank dan foto)

Tips Menang Lomba Cerpen

Hai hai.. admin kali ini mau share tips buat menang lomba cerpen bagi kamu yang suka menulis dan udah ikutan berbagai lomba, tetapi hasilnya belum memuaskan. Tips-tips ini admin ambil dari buku “Cara Dahsyat Menulis Cerpen dengan Otak Kanan” karya Joni Lis Efendi.
Adapun 9 tips rahasia menang lomba cerpen:

  1. Tulis sesuai tema, keluar dari tema = kalah. Kamu harus jeli melihat tema lomba tersebut, yang kira kira memiliki peluang menang lebih besar. Temukan ide yang unik dari tema tersebut untuk dijadikan cerpen yang memikat.

Selasa, 16 Februari 2016

Puisi : Ironi Rindu


Ironi Rindu
karya : Zhee
Saat senja berada dalam peraduan
Ku teringat sebuah alunan
Yang menenangkan jiwa

Saat titik air membasahi bumi
Ku teringat akan senyum yang bersemi
Membuat diri ini semakin mengagumi

Tatkala pecahan kaca berserak di atas langit
Ku teringat, kenangan kembali mengungkit

Aku berjalan, meniti gejolak hati
Mengitari kenangan yang tak akan terulang kembali

Ah, ingatan ini hanyalah ungkapan ironi
Rindu akan pengisi hati
Tak bisa terungkap oleh abjad yang tersusun rapi

Coretanku : Bintang dan Senja



Bintang dan Senja
karya : Zhee

Beratus kali Senja jatuh karena Bintang, Beratus kali pula Senja bangkit untuknya.
Seakan tak pernah lelah mengejar dan tak pernah lelah untuk bangkit dan berlari.
Namun, Bintang yang ia kejar tetap acuh tak peduli.
Ada kalanya, Senja sudah lelah. Ia menyerah untuk bangkit dan berlari. Di tengah rasa lelahnya itu, tiba-tiba saja seseorang yang dikejarnya berdiri di hadapannya dan  mengulurkan tangan untuknya bangkit.
Senja menatap nanar tangan yang terulur. Ia memalingkan wajahnya dan berkata, “Aku telah jatuh bangun beratus kali mengejarmu, dan baru saat ini aku melihat kau berdiri hendak menolongku. Kemana saja kau selama ini? Apa yang membuatmu mengacuhkanku?” Sentaknya, masih memalingkan wajahnya “Aku menolak tangan yang kau ulurkan, karena aku sudah tak sanggup lagi untuk jatuh dan bangkit karenamu untuk kesekian kalinya.”

Rabu, 03 Februari 2016

Cerpen : La Lunar




La Lunar
Karya : Zhee

“Seseorang yang terbiasa instan, akan sulit memahami sebuah proses”
***
Shalomya Ayudha Purni. Berbakat dengan polesan kanvasnya dan sekarang belum sampai 17 tahun usianya. Berbeda dengan remaja-remaja zaman sekarang, di telinga Shalom hanya terngiang kata “proses”. Ketika remaja seusianya mulai menumpulkan dan memanjakan otaknya, ia justru memacu lebih keras seluruh tenaga dan fikirannya hanya untuk menjadikan kata “La Lunar” sesuai dengan tujuannya. Tak seperti remaja pada umumnya, di waktu senggang ia gunakan untuk menjelajahi khayal imajinasi “La Lunar” yang selama 6 bulan tersebut tetap dalam komposisinya. Tak bertambah, dan tak berkurang.
“Hei Shalom! Mau sampai kapan kau pandangi kanvas biru tua itu? Haha. Sudahlah, ada banyak benda di sekitarmu yang bisa kau jadikan objek mengecatmu itu!” Teriak Elva, salah seorang teman Shalom. 
Teriakan Elva seketika mengagetkan Shalom yang tengah tenggelam dalam imajinasi “La Lunar” nya. Tetapi Shalom hanya tersenyum kecil menanggapinya dan kembali memandangi kanvas.