Rabu, 13 Januari 2016

Puisi : Menggores Jingga

Menggores Jingga
Karya : Zhee
Beribu hari
Asaku berlari tiada henti
Ku tepis keraguan agar tak menghalangi
Mengejar hitam hingga tepi
Berkali ku jatuh hingga berdiri lagi
Kaki ini tersayat ratusan duri

Selasa, 12 Januari 2016

Cerpen : Sirius



SIRIUS
Karya : Zhee
 
“Only great people put their dreams not as high as sky
 but put it as high as Sirius.”
 – Zhilla A Ukrima –
Bandung, 1997
“Ibu, Langit malam ini indah sekali. langitnya berkelap-kelip.” Ujar seorang anak perempuan kecil, Zheefana kepada ibunya. Ibunya, halimah hanya menjawab putri kecilnya dengan senyuman. Halimah kemudian duduk di samping putrinya dan mendengarkan celotehan putrinya ini. “Ibu, Ibu apakah langit memiliki mata? Lihat ibu! Mata langit berkelap-kelip! Bagusnyaa..” Celoteh Zheefana sembari mengamati langit. Ibu Halimah menjawab dengan penuh kasih sayang “Bukan sayang, yang berkelap kelip itu namanya bintang, bukan mata langit. Langit tidak memiliki mata sayang” “Bin..tang.. apa itu bintang ibu?” Tanya Zheefana penasaran. “Bintang adalah salah satu benda langit yang muncul di malam hari bersama bulan untuk menggantikan matahari.”

Cerpen : Mimpi Chafrilda


Mimpi Chafrilda
Karya : Zhee



“...Imagine all the people
living for today..”
Sebuah kaca mobil terbuka, terlihat seseorang memberikan sejumlah uang receh pada seorang gadis. “Terimakasih Pak.” Ujarku. Ya, gadis itu adalah aku. Chafrilda Utmi, panggil saja Ilda. Aku seorang pengamen jalanan yang mencari receh dari satu mobil ke mobil lainnya hanya dengan berbekal tekad dan biola tua. Aku senang jalani hari-hariku sebagai pengamen, karena dengan begini aku bisa mencukupi kehidupanku.
Aku punya mimpi, aku ingin menjadi pebiola terkenal seperti Iskandar Widjaja atau Clarissa Tamara dan bisa mengharumkan Indonesia seperti mereka. Aku selalu berlatih biola setiap pulang sekolah ditemani oleh sahabat karibku, Keyla.
 “Sudah hampir malam, aku harus pulang dan beristirahat” batinku. Aku berjalan pulang sambil menghitung hasil keringatku tadi.